SEJARAH : Zaman Pendudukan Jepang

DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG BAGI KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA.

Pada tanggal 18 Desember 1941, Jepang melakukan pemboman terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour (Hawai). Setelah pemboman itu dilakukan, baru disampaikan pernyataan perang secara resmi terhadap Amerika Serikat. Kemudian secara serentak Jepang bergerak masuk ke
Asia Tenggara dengan taktik gerak cepat. Sasarannya adalah Indo-Cina, Muang Thai, Birma, Malaya, Filipina dan Hindia Belanda (Indonesia).

Di Indonesia Jepang memperoleh kemajuan yang pesat. Berturut-turut kota minyak seperti Tarakan, Balikpapan jatuh pada bulan Januari 1942, kemudian Pontianak dan Palembang pada bulan  Pebruari 1942. Dalam pertempuran di Laut Jawa pada tanggal 19 Februari 1942, Jepang berhasil menghancurkan armada gabungan Sekutu. Sehingga terbukalah pintu gerbang ke Pulau Jawa. Mengetahui kenyataan itu, Gubemur Jendral Hindia-Belanda memindahkan pemerintahannya ke Bandung.

Pimpinan tentara sekutu di Jawa adalah Letnan Jendral H. Ter Poorten. Sedangkan tentara Jepang yang dikerahkan merebut Pulau Jawa dipimpin oleh Letnan Jendral Hitosyi Imamura. Pada tanggal 1 Maret 1942 mereka mendarat di tiga tempat sekaligus, yaitu Teluk Banten, di Eretan (Jawa Barat) dan di Kragan (Jawa Tengah). Tanggal 5 Oktober 1942 dengan mudah Jepang memasuki kota Jakarta (Batavia). Dalam rangka menyerbu Bandung, Jepang menduduki Subang dan Pangkalan Udara Kalijati. Kemudian mereka bergerak ke pusat pertahanan Belanda/Sekutu di Bandung dan Pegunungan Priangan.

Di Cianter (garis depan pertahanan Belanda/Sekutu) pasukan Belanda terdesak sampai ke Lembang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah dan harus menandatangani perjanjian yang dikenal sebagai Kapitulasi Kalijati. Perjanjian tersebut berisi penyerahan tanpa syarat Belanda/Sekutu terhadap Jepang. Dalam perundingan tersebut pihak Sekutu diwakili oleh Letnan Jendral Ter Poorten. Dalam perjanjian itu hadir pula Gubemur Jendral Belanda di Indonesia, Tjarda Van Starkenborg Stachouwer. Sedangkan pihak Jepang diwakili Letnan Jendral Hitoshi Imamura.

Setelah penyerahan kedaulatan tersebut, Indonesia dibagi atas tiga wilayah pemerintahan militer pendudukan, yaitu:
1.    Tentara ke enam belas (Angkatan Darat) memerintah di Jawa dan Madura, dengan pusat pemerintahan di Jakarta/Batavia.
2.    Tentara ke duapuluh lima, memerintah di Sumatera, berpusat di Bukit Tinggi
3.    Armada Selatan Kedua memerintah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku dan Irian Jaya, pusatnya di Ujung Pandang


PERGERAKAN NASIONAL PADA ZAMAN JEPANG


GERAKAN 3 A

Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mempropagandakan dirinya sebagai saudara tua yang akan membantu bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari cengkeraman bangsa Barat. Untuk itu kemudian pemerintah pendudukan Jepang membentuk Gerakan 3 A, yaitu:
1.      Nippon Cahaya Asia
2.      Nippon Pelindung Asia
3.      Nippon Pemimpin Asia

Namun gerakan ini tidak berumur lama, karena tidak mendapat simpati dari rakyat. Untuk dapat menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang menawarkan kerjasama kepada tokoh-tokoh Pergerakan Nasional. Pemimpin-pemimpin Indonesia seperti lr. Soekarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, dan lain-lain dibebaskan dari penahanan Belanda.

Kemudian empat orang nasionalis terkemuka, yang dikenal dengan sebutan Empat Serangkai, yakni : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, K.H. Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantara mendapat kepercayaan untuk membentuk gerakan baru, yang diberi nama PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) pada tanggal 16 April 1943. Sebenarnya tujuan Jepang membentuk PUTERA adalah untuk membujuk kaum nasionalis sekuler dan golongan intelektual agar mau mengabdi kepada kepentingan Jepang. Namun dalam prakteknya, para pemimpin Indonesia malah memanfaatkan PUTERA untuk kepentingan bangsa Indonesia. Dengan menggunakan media komunikasi massa milik Jepang, seperti surat kabar dan radio, pemimpin Indonesia dapat komunikasi dengan rakyat secara lebih luas.

Dalam perkembangannya, Jepang menganggap bahwa PUTERA lebih bermanfaat bagi pihak Indonesia daripada untuk Jepang. Oleh karena itulah Jepang membentuk organisasi baru, yaitu Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Alasan pembentukan organisasi ini adalah rakyat perlu dihimpun tenaganya lahir-batin sesuai dengan Hokoseisyin (semangat kebaktian). Sebagai organisasi sentral terkendali, Jawa Hokokai, terdiri dari beberapa macam Hokokai Profesi seperti: lzi Hokokai, Fujinkai, Keimin Bunka Syidoso, dan lain-lain.
MIAI (Majelis Islam ‘Ala Indonesia)

Walaupun pemerintah militer Jepang mengekang aktifitas kaum nasionalis, akan tetapi golongan nasionalis Islam mendapat perlakuan lain. Golongan ini memperoleh kelonggaran, karena Jepang menilai golongan ini paling anti Barat dan mudah dirangkul. Oleh karena itu pada bulan November 1943, Jepang memperkenankan berdirinya MIAI (Majelis Islam ‘Ala Indonesia) yang sebenarnya sudah dibentuk sejak zaman penjajahan Belanda. Dalam waktu singkat MIAI tumbuh menjadi sebuah organisasi yang besar. Hal ini  tidak diperkirakan oleh Jepang sebelumnya. Sehingga tokoh-tokoh MIAI mulai diawasi. Pada bulan Oktober 1943 MIAI dibubarkan dan diganti dengan organisasi lain yaitu MASYUMI (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Masyumi dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari, K.H. Mas Mansyur, K.H. Farid Ma'ruf, Kartosudarmo. K.H. Nahrowi dan Zainul Arifin.

PENGERAHAN TENAGA UNTUK USAHA PERANG JEPANG

Sejak awal tahun 1943 situasi Perang Pasifik mulai berubah. Jepang mulai merasakan serangan Sekutu di Pasifik, terutama dalam pertempuran laut di sekitar Midway dan di Laut Karang. Karena kehabisan tenaga manusia untuk keperluan perang, maka Jepang berupaya mendapatkannya dari negeri jajahan. Sehingga memasuki tahun kedua dari pendudukannya, Jepang secara intensif melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer.

Pada tanggal 9 Maret 1943 didirikan Seinendan (barisan pemuda). Anggota Seinendan adalah pemuda-pemuda berusia 14-22 tahun. Sedangkan di sekolah-sekolah, para pelajar diwajibkan bergabung dengan Gokutotai (barisan pelajar). Tanpa disadari Jepang di dalam kedua organisasi tersebut telah bersemi semangat nasionalisme. Bahkan pada pucuk pimpinan Seinendan duduk beberapa nasionalis muda seperti Sukarni, Abdul Latif, dan lain-lain. Selain Seinendan dibentuk pula Keibodan (barisan bantu polisi) bagi semua laki-laki berbadan sehat berusia 23 -25 tahun.

Untuk pengerahan tenaga wanita, maka pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai (himpunan wanita). Memasuki tahun 1944, Jepang semakin terdesak, satu demi satu wilayah pendudukan Jepang jatuh ke tangan sekutu, bahkan serangan Sekutu mulai diarahkan langsung ke negeri Jepang. Dalam keadaan demikian, pemerintah Jepang membentuk barisan-barisan semi militer lainnya. Pada tanggal 1 November 1944 dibentuk Suishintai (barisan pelopor) yang merupakan hasil sidang Cuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat) pada pertengahan tahun 1944. Barisan pelopor merupakan organisasi pemuda yang dipimpin oleh kaum nasionalis Indonesia, seperti lr. Soekarno (ketua), R.P. Soeroso (wakil), Otto lskandardinata, Dr. Buntaran Martoatmodjo, dan lain-lain. Barisan pelopor merupakan "onderbouw" dari Jawa Hokokai. Disamping itu pada tanggal 8 Desember 1944 dibentuk Jibakutai (Barisan Berani Mati). Sedangkan pada tanggal 15 Desember 1944 dibentuk Kaikoseinen Teishintai, yaitu barisan semi militer dari kaum muda Islam yang lebih dikenal sebagai Hizbullah (Tentara Allah).

Pada bulan April 1943 dikeluarkan pengumuman yang isinya memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk menjadi Heiho (pembantu prajurit Jepang). Heiho langsung ditempatkan dalam organisasi militer Jepang. Sebagai pembantu prajurit Jepang sebenarnya Heiho lebih terlatih dibandingkan Peta. Bhakan diantara anggota Heiho ada yang dipercaya sebagai pemegang senjata anti pesawat tank, artileri medan, pengemudi, dan lain-lain. Mereka juga ikut bertempur di front Solomon, Irian, Birma dan lain-lain.
TENTARA PETA

Sebelum pembentukan Peta, Jepang melatih pemuda-pemuda Indonesia untuk tugas intelejen. Latihan yang dipimpin oleh Letnan Yanagawa ini, akhirnya berkembang menjadi latihan khusus dalam Seinen Dojo (panti latihan pemuda) yang terletak di Tangerang. Panglima tentara ke-16 Letnan Jendral Kumakici Harada menghendaki agar pembentukan tentara Peta dibuat sedemikian rupa seolah-olah merupakan usul dari bangsa Indonesia sendiri. Maka dipilihlah Gatot Mangkupraja untuk mengajukan permohonan kepada Gunseikan, agar dibentuk tentara yang segenap anggotanya terdiri dari orang Indonesia. Surat permohonan tersebut dikabulkan melalui Osamuseirei No. 44, 3 Oktober 1943 yang isinya menetapkan dibentuknya Tentara PETA (Pembela Tanah Air). Berbeda dengan Heiho, di dalam PETA terdapat jenjang kepangkatan, sebagai berikut :
1. Daidanco (komandan batalyon)
2. Cudanco (komandan kompi)
3. Shodanco (komandan peleton)
4. Budanco (komandan regu)
5. Geyuhei (prajurit sukarela)

Calon perwira Tentara Peta mendapat latihan militer untuk pertama kalinya di Bogor. Setelah lulus mereka ditempatkan di daidan-daidan Jawa, Madura, dan Bali sebagai Daidanco. Adapun tempat latihan untuk para calon Budanco terdapat di Magelang dan di Cimahi. Tentara Peta berperan  penting selama Perang Kemerdekaan Indonesia dan sesudahnya.

PEMERAHAN SOSIAL-EKONOMI

A. PEMERAHAN BAHAN MAKANAN

Ketika Jepang menduduki Indonesia, obyek-obyek vital dan perangkat-perangkat produksi telah hancur. Sehingga pada awal pendudukan Jepang, sebagian besar kehidupan ekonomi lumpuh. Untuk mencegah meningkatnya harga barang, maka dikeluarkan peraturan pengendalian harga dan pelanggarnya dijatuhi hukuman berat. Semua harta benda dan perusahaan perkebunan bekas milik orang sekutu disita dan beberapa perusahaan vital seperti pertambangan, listrik, telekomunikasi dan perusahaan transport langsung dikuasai pemerintah pendudukan Jepang.

Dalam kondisi perang, Jepang menerapkan sistim ekonomi Autarki, artinya setiap daerah harus dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan harus pula dapat menunjang kebutuhan perang. Tanaman kopi, teh, dan tembukau dikategorikan tanaman untuk kenikmatan dan kurang berguna untuk usaha perang Jepang. Maka perkebunan untuk ketiga tanaman tersebut diganti dengan tanaman pangan dan tanaman jarak untuk pelumas yang berguna dalam situasi perang. Sedangkan tanaman Kina dan Karet yang diperlukan untuk perang dipelihara dengan baik. Karena persediaan gula dianggap cukup, maka rakyat dilarang menanam tebu dan membuat gula.

Pada tahun 1944 keadaan perang semakin kritis, maka kebutuhan perang semakin meningkat pula. Maka dilancarkan kampaye pengerahan barang dan bahan makanan secara besar-besaran. Pengerahan ini dilakukan oleh Jawa Hokokai, Nogyo Kumiai (Koperasi Pertanian) dan instansi-instansi resmi pemerintah lainnya.

Sejak tahun 1942 kebutuhan pangan rakyat sudah tidak mencukupi, dan terus bertambah parah. Maka pemerintah Jepang memerintahkan memperbesar produksi pangan dan membuka areal baru. Di Sumatera Timur dibuka 10.000 hektar ladang padi baru. Di Pulau Jawa 500.000 hektar hutan ditebang secara liar. Di Kalimantan dan Sulawesi penduduk diwajibkan menanam padi. Dari jumlah hasil panen rakyat hanya boleh memiliki 40% saja. Sedangkan yang 30% diserahkan kepada pemerintah melalui Kumiai Penggilingan Padi dan dibeli dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sisanya sebanyak 30% lainnya disediakan untuk bibit dan disetorkan ke lumbung desa.

B. PEMERAHAN TENAGA KERJA

Untuk keperluan perang, Jepang membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk membangun sarana pertahanannya, seperti kubu-kubu pertahanan, gua-gua, gudang-gudang bawah tanah, lapangan udara darurat, dan sebagainya. Desa-desa diwajibkan meyediakan sejumlah tenaga Romusha menurut jatah tertentu. Panitia pengerahan romusha itu disebut Romukyokai yang ada di setiap daerah. Karena tenaga kerja Romusha umumnya petani, maka besar pengaruhnya bagi merosotnya perkonomian desa.

Di tempat-tempat mereka bekerja, mereka diperlakukan dengan kasar, kesehatan dan makanan tidak terjamin, sehingga banyak diantara mereka yang meninggal. Oleh karena itu banyak orang takut menjadi romusha. Untuk menghilangkan ketakutan penduduk, sejak tahun 1943 Jepang melancarkan kampanye baru, bahwa romusha sebagai "prajurit ekonomi'' atau "pahlawan pekerja". Pada bulan Januari 1944, Jepang memperkenalkan sistem Tonarigumi (rukun tetangga), yang terdiri 10-20 rumah tangga. Beberapa tonarigumi dikelompokkan menjadi kru (desa atau kota). Maksud diadakan tonarigumi adalah untuk mempermudah mengawasi dan mengendalikan penduduk, dan memperlancar kewajiban-kewajiban yang dibebankan pada penduduk.

SOAL-SOAL EVALUASI

A.  PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !



1.  Serbuan tentara Jepang ke Indonesia, menyebabkan Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 di ....
A.    Tuntang
B.     Kalijati
C.     Batavia
D.    Bandung
E.     Linggarjati

2.      Dalam penyerahan tanpa syarat Belanda kepada tentara Jepang, 8 Maret 1942, pemerintah kolonial Belanda diwakili oleh ....
A.    Jendral Spoor
B.     Van der Plas
C.     Tjarda van Starkenborg Stachouwer
D.    Vander Cappellen
E.     Jendral Christison

3.  Pada masa penjajahan Jepang, Indonesia dibagi atas tiga pemerintahan militer. Tentara keenam belas menguasai wilayah ....
A.    Sumatera dan Kalimantan
B.     Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian
C.     Jawa dan Madura
D.    Sulawesi dan Maluku
E.     Jawa dan Sumatera

4.   Pada mulanya Jepang datang ke Indonesia dengan membawa semboyan yang simpatik, yaitu ....
A.    pendidikan adalah untuk masyarakat umum
B.     membebaskan bangsa Asia dari penjajahan bangsa barat
C.     kemakmuran merata bagi seluruh rakyat Indonesia
D.    pembangunan teknologi dan militer yang kuat
E.     tunjangan sosial bagi kaum yang lemah

5.      Gerakan 3 A tidak berumur lama, karena ....
A.    dipelopori oleh lr. Soekarno
B.     mengekang kehendak rakyat
C.     menimbulkan kesengsaraan rakyat
D.    merencanakan program anti Jepang
E.     tidak mendapat simpati rakyat

6.      Setelah Gerakan 3A bubar, sebagai penggantinya Jepang membentuk ....
A.    MIAI                     D. Putera
B.     Suishintai            E. Heiho
C.     Keibodan

7.      Tujuan pemerintah Jepang membentuk PUTERA adalah ....
A.    mengembangkan kesadaran politik para pemuda
B.     melatih militer kaum muda pribumi
C.     membujuk kaum nasionalis sekuler dan intelektual
D.    menghilangkan kecurigaan terhadap Jepang
E.     membujuk kaum nasionalis Islam

8.      Barisan pembantu prajurit Jepang yang pernah dilibatkan pemerintah pendudukan Jepang dalam perang Pasifik adalah ....
A.    Seinendan
B.     Keibodan
C.     Fujinkai
D.    Heiho
E.     Peta

9.      Pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Kapten Yanagawa juga melatih barisan berani mati yang disebut ....
A.    Kamikaze      C.  Heiho
B.     Harakiri         D.  Suishintai
C.     Jibakutai

10.  Tokoh yang mengajukan permohonan kepada Gunseikan agar dibentuk Peta adalah ....
A.    Supriyadi
B.     Sukarni
C.     Adam Malik
D.    Gatot Subroto
E.     Gatot Mangkupraja

11.  Pada masa pendudukan Jepang daerah yang paling menderita karena kekurangan gizi, kelaparan dan kematian adalah ....
A.    Cirobogan
B.     Wonosari
C.     Demak
D.    Wonosobo
E.     Cilacap

12.  Untuk mendapatkan tenaga kerja yang banyak, maka tiap-tiap desa dibentuk panitia pengerahan tenaga kerja yang disebut ....
A.    Tonarigumi
B.     Romusha
C.     Romukyokai
D.    Nogyo Kumiai
E.     Kinrohoshi

13.  Untuk menghilangkan ketakutan penduduk dan menutupi rahasia kesengsaraan romusha, maka Jepang menyebut romusha sebagai ....
A.    barisan pelopor
B.     pahlawan garis depan
C.     pahlawan pekerja
D.    tulang punggung bangsa
E.     pahlawan perang

14.  Pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak negatif dalam bidang ekonomi sebagai berikut, kecuali ....
A.    semakin menyempitnya areal hutan
B.     hasil pertanian dan harta benda terkuras habis
C.     semakin menyempitnya areal pertanian padi
D.    terkurasnya berbagai jenis barang tambang
E.     terjadinya krisis ekonomi yang sangat mengerikan

15.  Dewan Pertimbangan Pusat yang bertugas memberikan sarana-sarana kepada pemerintah pendudukan Jepang disebut ....
A.    Nogyo Kumiai
B.     Kempetai
C.     Keimin Bunka Sidosho
D.    Cuo Sangi In
E.     Suishintai

16.  Lembaga kebudayaan pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia disebut ....
A.    Nogyo Kumiai
B.     Tonarigumi
C.     Romukyokai
D.    Cuo Sangi In
E.     Keimin Bunka Sidhoso

17.  Salah satu akibat dari pendudukan Jepang terhadap kehidupan politik di Indonesia adalah ....
A.    perjuangan organisasi pergerakan nasional semakin radikal
B.     seluruh partai politik dibubarkan
C.     kebebasan dalam kehidupan berpolitik
D.    banyak tokoh-tokoh nasionalis Islam yang ditangkap dan dipenjara
E.     kehidupan politik Indonesia menjadi terbelenggu

18.  Pada masa pendudukan Jepang semua organisasi pergerakan dilarang, kecuali ....
A.    Gerindo
B.     Gapi
C.     Sarikat Islam
D.    MIAI
E.     Parmusi

19.  Pemerahan bahan makanan pemerintah militer Jepang terhadap rakyat Indonesia dilakukan melalui ....
A.    Romukyokai
B.     Tonarigumi
C.     Minseifu
D.    Nogyo Kumiai
E.     Jawa Hokokai

20.  Berikut ini adalah tanaman-tanaman yang dilarang untuk ditanam pada masa pendudukan Jepang, kecuali ....
A.    Kopi               C.  tebu
B.     teh                   D.  tembakau
C.     karet
B. JAWABLAH SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !

1.      Mengapa Jepang membom pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour?
2.      Apa isi pokok dari Kapitulasi Kalijati , 8 Maret 1942 ?
3.      Apa manfaat PUTERA bagi Indonesia ?
4.      Mengapa Jepang membentuk organisasi Jawa Hokokai ?
5.      Mengapa Jepang memberikan kelonggaran kepada MIAI ?
6.      Apa yang dimaksud dengan Autarki?
7.      Sebutkan jenis-jenis tanaman yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk ditanam pada masa pendudukan Jepang di Indonesia!
8.      Sebutkan pembagian hasil panen para petani pada zaman Jepang!
9.      Bagaimanakah peranan Bahasa Indonesia pada zaman Jepang ?
10.  Bagaimanakah peranan PETA dalam perjuangan mendapatkan dan mempertahankan kemerdekaan ?

Penulis : Erna KD ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel SEJARAH : Zaman Pendudukan Jepang ini dipublish oleh Erna KD pada hari Sabtu, 17 Mei 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 3 komentar: di postingan SEJARAH : Zaman Pendudukan Jepang
 

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Bermanfaat min, share yaa, thanks :)

    BalasHapus
  3. microtouch solo titanium, premium shaving & quality brands
    Microtouch titanium wood stoves Solo Titanium, properties of titanium premium shaving & quality brands. Inks. 2019 ford fusion hybrid titanium Description. We urban titanium metallic have tested each product mens wedding bands titanium individually to find quality and quantity for you and

    BalasHapus